Pelatihan Kegawatdaruratan Di Masyarakat untuk Kader
Oleh : Ns. Ratna Aryani, M.Kep
Salah satu bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi adalah Pengabdian Masyarakat. Setiap dosen berkewajiban untuk melakukan Tridharma Perguruan Tinggi ini. Salah satu kegiatan Pengabdian masyarakat yang dilakukan pada tahun ini adalah pelatihan kegawadaruratan untuk kader yang di-inisiasi oleh dosen Keperawatan, Ns. Ratna Aryani, M.Kep dan Amelia Arnis, MN.
Mengapa kader kesehatan menjadi target pelatihan ini ? Jawabannya tentu saja mudah…. Ya, karena kader dianggap sebagai salah satu elemen masyarakat yang paling terdekat hidup di masyarakat. Pada umumnya, kader dipilih oleh masyarakatnya dan dianggap mampu memberikan kontribusi lebih kepada masyarakatnya, walaupun ia bekerja secara sukarela.
Mengapa pula topik pelatihan yang dipilih terkait kegawadaruratan ? Ya, karena kegawatdaruratan dapat terjadi di masyarakat. Gawat darurat adalah suatu kondisi dimana diperlukan pertolongan secara tepat, cermat dan cepat untuk mencegah kematian atau kecacatan. Keadaan gawat darurat tersebut dapat terjadi dalam kehidupan sehari hari di kehidupan masyarakat, baik di lingkungan rumah tangga, sekolah, jalan ataupun tempat-tempat umum.
Adapun tujuan utama pertolongan pertama pada kondisi kegawatdaruratan adalah untuk mempertahankan penderita tetap hidup, tetap stabil, mencegah memburuknya keadaan penderita, mengurangi rasa nyeri, meminimalisir ketidaknyamanan dan rasa cemas, serta mempercepat kesembuhan penderita. Intinya semua tindakan harus segera dilakukan dengan tujuan untuk menghentikan proses menuju kematian.
Oleh karena kondisi kegawatdaruratan tidak memandang waktu, tempat ataupun objek, maka pengetahuan anggota masyarakat terhadap kondisi kegawatdaruratan menjadi point penting dimana penolong diharapkan dapat bersikap tenang, walaupun kecepatan tetap harus diutamakan agar proses menuju kematian bisa dihentikan.
Terkait dengan pengabdian masyarakat ini, Ns. Ratna Aryani, M.Kep dan tim melakukan beberapa kegiatan, diantaranya :
1. Survey kesadaran masyarakat terhadap kegawatdaruratan
Hasil survey ini sempat disajikan dalam kegiatan pertemuan Internasional, The 4th Academy Conference of World Society of Disaster Nursing pada tanggal 29-30 September 2016.
Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa kelompok usia kader terbanyak adalah kaum ibu pada kelompok umur 46-55 tahun (40,8%), sudah menjadi kader lebih dari 3 tahun (62,1%), sebagian besar tidak pernah mendapatkan pelatihan kegawatdaruratan masyarakat (56,3%), kader menyatakan bahwa di lingkungannya tidak mempunyai poster yang menunjukkan apa yang harus dilakukan ketika terjadi kegawatdaruratan (92,2%), tidak mengetahui nomor telepon darurat (86,4%), mempunyai persepsi tingkat kesiapan inividu (69,9%) dan lingkungan (55,3%) dalam menghadapi kegawatdaruratan pada tingkat rendah, serta mempunyai pengetahuan yang buruk (67,6%). Berdasarkan hasil observasi, kader belum mampu melakukan BHD (87,4%), manajemen tersedak (86,8%) serta bagaimana melakukan teknik balutan di bagian tubuh yang paling sering terkena luka (88,3%).
Hasil analisa kuesioner ini menyimpulkan bahwa kesiapan kader terhadap kejadian kegawatdaruratan di masyarakat masih rendah. Oleh karenanya diperlukan upaya pelatihan kader secara berkesinambungan tentang kegawatdaruratan di masyarakat.
2. Pembuatan modul
Panduan Kegawatdaruratan untuk kader kesehatan. Modul dapat selesai tepat waktu sesuai dengan perencanaan tim.
3. Pelatihan Kegawatdaruratan : Ceramah, diskusi, demonstrasi & redemonstrasi
Adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dalam memberikan bantuan kegawatdaruratan.
Gambar : Melakukan simulasi bencana bersama dengan mahasiswa