PERBANDINGAN ANTARA PENYULUHAN CARA MENYIKAT GIGI YANG BAIK DAN BENAR METODE DEMONSTRASI DENGAN LEAFLET DAN POSTER TERHADAP SKOR DEBRIS INDEKS MURID KELAS V SDN PONDOK LABU
Abstrak
Anak usia Sekolah Dasar (SD) yaitu rentang usia 6 sampai dengan 12 tahun merupakan kelompok usia rawan yang perlu mendapat perhatian, karena pada periode tersebut terdapat
gigi sulung dan gigi permanen secara bersamaan di dalam rongga mulut upaya pengendalian penyakit karies untuk tahun 2010 adalah DMF-T ≤ 1 pada kelompok usia 12 tahun. Tingginya prevalensi karies gigi pada anak-anak antara lain disebabkan oleh karena buruknya oral hygiene anak. Keadaan ini dikarenakan anak memiliki keterbatasan dalam menjaga kebersihan dan kesehatan giginya. Bila anak memiliki gigi yang tidak sehat, dia akan sulit mencerna makanan sehingga dapat mengganggu proses tumbuh kembangnya.
SKRT (2004) menunjukkan perilaku masyarakat mengenai kebiasaan menyikat gigi, sebanyak 91% penduduk usia 10 tahun ke atas telah melakukannya setiap hari, namun hanya 7% yang menyikat gigi di waktu yang benar, yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam. Kurangnya pengetahuan murid dan kebiasaan yang salah dalam memelihara kesehatan gigi juga memperparah jumlah angka penyakit gigi pada anak sekolah.
Berdasarkan hasil pengkategorian nilai uji kemampuan murid dapat diketahui perbedaan pencapaian skor antara kelompok perlakuan/ penyuluhan metode demonstrasi, media poster dan media leaflet.
Dengan pencapaian persentase pada pre-test murid kelas V sebelum penyuluhan metode demonstrasi yang mencapai nilai memuaskan (28%) meningkat pada hasil post test (88%) dengan beda selisihnya adalah (60%). Sedangkan pencapaian persentase pada pre-test murid kelas V sebelum penyuluhan media leaflet yang mencapai nilai memuaskan (88%) meningkat pada hasil post test (100%) dengan beda selisihnya adalah (12%), pencapaian persentase pada pre-test murid kelas V sebelum penyuluhan media poster yang mencapai nilai memuaskan (68%) meningkat pada hasil post-test (92%) dengan beda selisihnya adalah (24%). Artinya peningkatan uji kemampuan murid yang mencapai nilai memuaskan pada post test kelompok metode demonstrasi adalah pencapaian persentase lebih besar dari media poster, dan persentase di bawahnya adalah kelompok perlakuan penyuluhan media leaflet.
Sedangkan berdasarkan uji statistik untuk skor Debris Indeks penilaian pertama murid kelas V SDN09 yang diberikan penyuluhan metode demonstrasi bahwa skor nilai mean (1,23) dan penilaian kedua skor Debris Indeks terdapat penurunan yaitu nilai mean (1,23) dan penilaian kedua skor Deris Indeks terdapat penurunan yaitu nilai mean (0,13)atau beda selisihnya adalah (1,1). Untuk skor Debris Indeks penilaian pertama pada kelompok media leaflet (SDN16) nilai mean (0,38) dan yang penilaian kedua nilai meannya yaitu (0,56) atau beda selisihnya adalah (0,18), dan skor Debris Indeks penilaian pertama pada kelompok media poster (SDN08) dengan nilai mean (0,52) sedangkan pada penilaian kedua nilai meannya yaitu (0,43) dengan beda selisihnya adalah (0,09).
Faktor kunci keberhasilan suatu penelitian eksperimental yaitu pada kelompok perlakuan, dalam hal penelitian ini terdapat 3 (tiga) kelompok yang memiliki kemampuan awal yang seimbang yaitu dilakukan uji kemampuan murid, latar belakang sosial/ pekerjaan orang tua, umur responden dalam penelitian ini adalah 10 tahun, da sama-sama ada di tingkat kelas V. Dengan kondisi awal (SDN09, SDN08, SDN16) yang adalah kelompok yang dimanipulasi / intervensi tersebut adalah sebanding, sehingga tidak mempengaruhi proses berlangsungnya penelitian ini yang mana dapat dibuktikan dengan hasil olahan data statistik untuk pengecekan sekaligus penilaian skor Debris Indeks murid kelas V masing-masing di tiga SDN tersebut adalah bahwa penyuluhan metode demonstrasi cara menyikat gigi yang baik dan benar sangat bermakna/efektif dibandingkan dengan leaflet dan poster. Dan apabila membandingkan dua alat bantu/ media pembelajaran antara leaflet dan poster, dalam hasil penelitian risbin ini media leaflet lebih efektif daripada media poster.
Hal itu dapat dibuktikan dengan hasil uji statisik skor Debris Indeks penilaian pertama murid di sekolah tersebut adalah dari mean 1,044 menurun ke mean 0,611 pada penilaian skor Debris Indeks penilaian kedua.
Yang mana hasil uji_t berpasangan dalam kolom Sig (2 tailed) didapatkan nilai p = 0,000 atau dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan skor Debris Indeks penilaian pertama dengan pengukuran kedua padahal belum diperlakukan sebagai kelompok intervensi.
Dan bila dibandingkan dari mean skor Debris Indeks penilaian kedua atau setelah diberikan penyuluhan cara menyikat gigi yang baik dan benar antara murid kelompok perlakuan (SDN09, SDN08, SDN16) yaitu 0,372 dengan mean skor Debris Indeks penilaian kedua murid kelompok kontrol (SDN14) adalah 0,611.
Kata kunci: Cara menyikat gigi yang benar, metode penyuluhan dan skor Debris Indeks