Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Premenstrual Syndrome di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta Tahun 2011

Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Premenstrual Syndrome di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta Tahun 2011

ABSTRAK

Status kesehatan sangat berkontribusi pada rendahnya prestasi belajar. Banyak Wanita mengalami ketidaknyamanan fisik selama beberapa hari sebelum periode menstruasi datang yang disebut dengan premenstrual syndrome. Sebanyak 80% wanita dengan premenstrual syndrome melaporkan berkurangnya produktivitas belajar/ bekerja selama sekitar 1 minggu per bulan akibat gejala premenstruasi (Halbreich, et al, 2007).

Tujuan Penelitian : diketahuinya hubungan antara status gizi sebagai variabel dominan dengan kejadian menstrual syndrome di MAN 4 Jakarta tahun 2011.

Variabel dependen yang diteliti adalah premenstrual syndrome dan variabel independen adalah status gizi serta variabel luarnya adalah usia menarche, lamanya menstruasi, siklus menstruasi, suku bangsa, stress dan anemia.

Metode penelitian menggunakan rancangan kohort  dan dilaksanakan di MAN 4 Jakarta pada bulan Juni 2011. Sampel adalah siswa putri MAN 4 Jakarta. Kriteria inklusi : bersedia menjadi responden dan mengikuti penelitian sampai selesai. Kriteria eksklusi : siswa putri yang memiliki penyakit kronis seperti jantung, asma, kanker dll.

Besar sampel berdasarkan Lameshow sebanyak 135 orang. Untuk menghindari drop out responden , jumlah tersebut ditambah 10% sehingga jumlah sampel menjadi 168 orang.

Pengambilan data dilakukan secara langsung dengan menggunakan kuisioner oleh peneliti. Analisa data dilakukan secara universal, bivariat dan multivariat.

Hasil penelitian didapatkan siswa putri yang mengalami premenstrual syndrome adalah sebesar 28,66%. Hasil analisis bivariat didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian premenstrual syndrome. Usia menarche dan tingkat stress juga memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian premenstrual syndrome. Hasil analisis multivariat menandakan terdapat hubungan baik secara statistik maupun secara praktis antara status gizi dengan mengontrol variabel menarche dengan premenstrual syndrome. Usia menarche < 12 tahun berpeluang 6 kali lebih besar untuk terjadi premenstrual syndrome.

Kesimpulan : usia menarche yang terjadi lebih cepat dan stress tinggi memiliki kontribusi terhadap kejadian premenstrual syndrome. Saran : pengukuran status gizi setiap 6 bulan sekali di UKS, penyuluhan untuk antisipasi terjadinya premenstrual syndrome dengan mengajarkan teknik relaksasi dan pemberian analgetik ringan terhadap siswi dengan menarche cepat dan tingkat stress tinggi.

Klik untuk mengunduh

Bagikan halaman ini: