SPIRITUALITAS AGAMA; KESEJATIAN DITENGAH KETERBATASAN FISIK
Penulis bersyukur kepada Allah Swt, atas segala perkenan-Nya. Shalawat beserta salam semoga selalu menyertai Nabi tercinta Muhammad Saw. Para sahabatnya, tabiin hingga kita selaku umatnya yang hidup pada abad ke-21 ini.
Buku ini, secara didaktis, lahir ketika penulis belajar di Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Melalui proses panjang dan berliku, alhamdulillah akhirnya penulis bisa meram- pungkan tugas akhir penelitian tesis berjudul Semangat Hidup Penyandang Disabilitas Paraplegia Melalui Aktivitas Spiritual, kelak menjadi bahan buku ini.
Berbahagialah orang yang diberikan ujian oleh Allah Swt sebagai penyandang disabilitas paraparese. Di balik itu semua, tersaji ladang amal-baik yang tidak terhingga jika para penyandang disabilitas paraparese tetap optimis menjalani hidup, kehidupan dan penghidupan, dengan bekerja keras, tekun dan bersungguh-sungguh, tidak lalai melaksanakan kewajiban baik sebagai ‘makhluk spiritual’, ataupun makhluk sosial, melalui aktivitas spiritual, kerja-kerja sosial.
penyandang disabilitas paraparese. Buku ini memperkuat pendapat yang menyatakan bahwa, orang-orang yang menderita sakit atau mengalami cacat, namun taat melaksanakan berbagai kegiatan spiritual keagamaan dapat menemukan makna dan tujuan hidup, serta harapan masa depan. Setiap orang menghendaki kesempurnaan (menurut persepsi umum), akan tetapi Tuhan menghendaki lain. Ketidaksempurnaan atau keterbatasan fisik seseorang, bagi beberapa penyandang disabilitas paraparese bisa jadi alasan untuk ‘memberontak Tuhan’. Alih-alih menerima kenyataan dan mensyukuri ketentuan Tuhan, tidak sedikit malah dari mereka pesimis dan gagap menjalani hidup. Spiritualitas agama, dalam maknanya yang luas, bisa jadi penangkal itu semua.
Buku ini tidak akan lahir tanpa sentuhan pihak- pihak terkait. Dalam kesempatan ini, penulis sampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas ruang dan waktu, di mana penulis menjalani proses- proses kecendekiaan; Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA; Bapak Kepala Badan PPSDM Kementerian Kesehatan RI yang memberikan beasiswa; Ibu Hj. Ani Nuraeni, SKp, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Jakarta I yang telah mengizinkan belajar; Ibu Hj. Siti Aminah Waluyo, SPd, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta I beserta seluruh karyawan; Prof. Dr. Yunasril Ali, MA dan Dr. dr. H.Syarief Hasan Lutfie, Sp.K.F.R, selaku pembimbing penelitian tesis; kepada seluruh pengelola Wisma Cheshire, serta saudara-saudaraku penyandang disabilitas paraplegia pada umumnya.
Terakhir, penghargaan dan terima kasih, penulis sampaikan kepada suami tercinta, Djadjang Lukman, anakku Tia Rakhma Yulisa, adik-adikku terutama Kalvin Biswan dan Kapti Mulyani, ibunda tersayang Hj. Marhana. Sangat luar biasa dukungan, do’a dan motivasi serta bantuan yang mereka berikan. Semoga Allah Swt, membalasanya dengan setimpal.
Jakarta, Maret 2013.
Marwati Biswan, MA.Kes