Personal Higiene Dalam Perspektif Islam

Personal Higiene Dalam Perspektif Islam

Abstrak

Disertasi ini mendukung model Contextual Considerations for Behavior Change dalam teori Precede-Proceed yang dikembangkan oleh Lawrence W. Green (2008) dan Marshall W. Kreuter (2000), yang menyatakan bahwa kualitas hidup ditentukan oleh kesehatan. Teori lain yang mendukung adalah Ibnu Miskawaih (320-421H / 940-1030M) dan Al-Ghazali (450-505H / 1058-1111M) menyatakan bahwa etika sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkan sikap serta perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Ibnu Sina (370-428H / 980-1037M), tujuan pendidikan paling esensial yaitu membentuk manusia yang berkepribadian akhlak mulia, meliputi segala aspek kehidupan yaitu aspek pribadi, sosial dan spiritual.

Studi ini sejalan dengan pakar kebersihan Islam Yusuf Al Qaradhawi (2004) dalam Fikih Thaharah, Wahbah Az Zuhaili (2011) dalam Fikih Islam dan Aburrahman dalam Konsep Kebersihan Dalam Islam, yang merumuskan bahwa Islam memiliki fokus yang lebih terhadap kebersihan, bukan hanya bersih tetapi juga suci. Teori kesehatan lain yang mendukung antara lain Health Belief Model oleh Nancy & Marshall (1974); Theory of Reasoned Action oleh Ajzen & Fishbein (1980); Thoughts and Feelings Theory oleh WHO (1990); dan Bloom’s Taxonomy (1956) yang menyatakan bahwa terbentuknya perilaku dimulai pada domain kognitif berupa pengetahuan, yang menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap dan pada akhirnya menimbulkan respon lebih tinggi berupa tindakan.

Desain penelitian ini adalah Sequential Explanatory Design, metode gabungan Cross Sectional Design dan Ethnography Design. Menggunakan data primer, melibatkan 98 (Sembilan puluh delapan) responden di dua pondok pesantren kemudian di lakukan komparasi perilaku personal higiene. Data diolah dan dianalisis dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Bagikan halaman ini: